ARAH NEWS – Kita Perlu Mengelola kembali cash flow keuangan sehingga pos-posnya teratur, tidak boros, dan menyiapkan dana darurat.
Kenapa?
Bank dunia memperkirakan resesi global akan terjadi tahun depan.
Kenaikan suku bunga bank-bank sentral secara bersamaan menjadi penyebab terjadinya resesi global.
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
World Bank atau Bank Dunia mengungkapkan, kenaikan suku bunga oleh bank sentral di seluruh dunia dapat memicu resesi global pada 2023.
Terdapat tiga skenario dari hasil studi Bank Dunia yang bisa menyebabkan resesi ekonomi global terjadi.
Bank Dunia menjelaskan, tiga skenario untuk ekonomi global 2022-2024 dianalisis menggunakan model lintas negara berskala besar.
Skenario baseline pertama, sejalan dengan konsensus perkiraan pertumbuhan dan inflasi baru-baru ini, serta ekspektasi pasar untuk suku bunga kebijakan.
Baca Juga:
Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkah untuk Tarik Investor Global Masuk Indonesia
KPK Selidiki Kasus di Kementan Soal Korupsi Penggelembungan Harga Asam untuk Kentalkan Karet
“Menyiratkan bahwa tingkat pengetatan kebijakan moneter yang saat ini tidak cukup untuk mengembalikan inflasi yang rendah secara tepat waktu,” tulis Bank Dunia dalam laporannya bertajuk ‘Is a Global Recession Imminent?’ seperti dikutip Senin 19 September 2022.
Skenario kedua bisa menyebabkan ekonomi global mengalami resesi, yaitu penurunan tajam yang mengasumsikan kenaikan ekspektasi inflasi yang memicu pengetatan kebijakan moneter oleh sejumlah bank sentral di dunia.
Dalam skenario kedua ini, Bank Dunia menjelaskan, ekonomi global masih akan lolos dari resesi pada 2023, namun akan mengalami penurunan tajam tanpa memulihkan inflasi yang rendah.
Skenario terakhir, resesi ekonomi global menurut Bank Dunia adalah adanya kenaikan suku bunga kebijakan akan memicu re-pricing risiko yang tajam di pasar keuangan global.
Baca Juga:
Usai Diputuskan Hubungan Asmaranya oleh Sang Pacar, Seorang Pria Berikan Reaksi yang Mengejutkan
“Mengakibatkan resesi global pada 2023,” jelas Bank Dunia.
Jika perlambatan global yang sedang berlangsung berubah menjadi resesi, ekonomi global pada akhirnya dapat mengalami kerugian output permanen yang besar dibandingkan dengan tren pra-pandemi.
“Ini akan memiliki konsekuensi yang parah bagi prospek pertumbuhan jangka panjang pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang yang telah terpukul keras oleh resesi global yang disebabkan oleh pandemi pada tahun 2020,” kata Bank Dunia menjelaskan.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Arahnews.com, semoga bermanfaat.