Di Indonesia LGBT itu Ilegal, Kehadirannya Selalu Mendapat Protes Keras dari Masyarakat

- Pewarta

Senin, 23 Mei 2022 - 11:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kehadirannya selalu mendapat protes keras dari masyarakat. (Pexels.com/Anna Shvets )

Kehadirannya selalu mendapat protes keras dari masyarakat. (Pexels.com/Anna Shvets )

ARAH NEWS – Setiap ada upaya menghadirkan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transjender), masyarakat teriak. Semua sepakat: itu haram. Kecuali segelintir orang yang terdiri dari tiga kelompok.

Pertama, kelompok pelaku. Kedua, kelompok yang mengatasnamakan kebebasan dan HAM. Ketiga, kelompok yang ingin mengakomodir manusia berkebutuhan khusus. LGBT dianggap sebagai orang-orang yang berkebutuhan khusus.

Para pelaku, tentu mereka berjuang agar pasangan LGBT diterima masyarakat dan dilegalkan. Mereka ingin mendapatkan legalitas undang-undang dan diterima secara sosial.

Mereka saling dukung satu dengan yang lain. Tidak saja di tingkat nasional, tapi solidaritas sosial mereka mengglobal.

Dengan menggunakan segala saluran, baik institusional (termasuk lembaga-lembaga internasional) maupun kekuatan dana, mereka berupaya mendorong dilegalkannya LGBT di semua negara.

Diantara para pelaku LGBT telah menempati posisi-posisi penting baik di lembaga-lembaga pemerintahan maupun di lembaga-lembaga internasional.

Bahkan ada yang menempati posisi sebagai kepala negara. Banyak juga yang jadi pengusaha sukses.

Di Indonesia, LGBT itu ilegal. Kehadirannya selalu mendapat protes keras dari masyarakat. Kenapa tidak diterima?

Pertama, perkawinan sejenis adalah perkawinan yang tidak logis. Laki kawin sama laki, perempuan kawin sama perempuan. Jeruk makan jeruk.

Lelaki-perempuan secara psikologis, biologis, ekonomi dan sosial adalah dua jenis yang berbeda, punya kekurangan satu sama lain, dan dipasangkan untuk saling melengkapi.

Lelaki itu maskulin, wanita itu dominan kelembutannya. Laki itu kuat rasionalitasnya, wanita kuat perasaan dan kasih sayangnya. Secara biologis, laki itu membuahi, wanita dibuahi, sehingga ada produktifitas.

Dari sini lahir keturunan sebagai proses regenerasi dan evolusi manusia. Sejarah berlanjut karena pasangan itu punya keturunan. Dan lahirnya keturunan ini tidak mungkin bisa terjadi pada pasangan sejenis.

Seandainya orang tua mereka penganut LGBT, maka mereka tidak akan pernah lahir.

Artinya, mereka yang memilih perkawinan sejenis tidak memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan sejarah umat manusia.

Mereka adalah kelompok manusia yang tidak memiliki tanggung jawab historisnya.

Secara ekonomi, lelaki menafkahi wanita. Keterbatasan fisik wanita dengan masa kehamilan dan melahirkan butuh sosok suami yang secara ekonomi menjamin nafkahnya.

Meski tidak sedikit wanita yang bekerja . Tapi, itu bukan fitrah kodratnya. Mereka melakukannya untuk aktualisasi diri.

Untuk sebuah pengabdian, dan sebagian karena faktor terpaksa disebabkan diantaranya tidak ada yang menafkahi.

Lelaki berpasangan dengan wanita, itu pasangan normal. Pasangan natural.

Satu sama lain saling mengisi dan melengkapi kekurangan masing-masing. Secara psikologis, biologis, sosial dan ekonomi saling menyempurnakan.

Sebaliknya, laki dengan laki, wanita dengan wanita, itu tidak normal. Pasangan yang tidak bisa saling mengisi atas kelebihan dan kekurangan kodrati dari masing-masing pihak.

Tidak akan punya keturunan, rawan konflik fisik jika pasangannya sesama laki. Dan sama-sama baper jika pasangan mereka sesama wanita. Aneh jika mereka bergandengan di depan publik.

Secara ekonomi, siapa yang bertanggung jawab memberi nafkah, sehingga lebih superior dan menjadi leader dalam rumah tangga.

Ini juga berpotensi jadi masalah. Sulit membayangkan pasangan LGBT bisa langgeng. Karena itu, agama dan logika normal menolaknya.

Terjadinya pasangan LGBT umumnya ada histori yang tidak normal. Ini bisa ditelusuri dari para pelaku LGBT.

Pertama, boleh jadi karena faktor trauma dengan lawan jenis. Cinta tertolak, kemudian hilang rasa dengan lawan jenis. Ini banyak tejadi.

Kemarahan kepada “oknum” lawan jenis dilampiaskan dengan mencintai sesama. Boleh jadi juga karena trauma kekerasan seksual di masa lalunya.

Kedua, faktor bosan. Sex bebas yang dialami oleh sekelompok masyarakat membuat mereka tak lagi memiliki hasrat kepada lawan jenis.

Lalu, mereka mencari sensasi baru dengan menikmatinya bersama kawan sejenis.

Ketiga, karena sejak kecil hanya bergaul dengan lain jenis, dan nyaris tidak punya relasi dengan komunitas sejenis.

Pergaulan dengan lawan jenis yang terlalu lama bisa mengakibatkan hilangnya hasrat kepada lawan jenis tersebut.

Lelaki mulai melambai. Yang wanita mulai maco. Ini akibat pergaulan yang dominan di lingkungan lawan jenis.

Keempat, boleh jadi karena mereka hidup terlalu lama hanya dengan sesama jenis. Mereka tidak punya kesempatan menaruh hasrat kepada lawan jenis.

Kehidupan di satu asrama yang ekseklusif dan dibatasi pergaulannya dengan lawan jenis, ini bisa menimbulkan hasrat kepada sesama jenis.

Tapi biasanya, hasrat ini hilang ketika kesempatan bertemu dengan lawan jenis telah dibuka.

Faktor kelainan histori ini diduga menjadi penyebab yang dominan LGBT lahir.

Jadi, tidak ada unsur genetik yang diklaim adanya kromosom X atau gen Xq28 menjadi faktor kecenderungan LGBT.

Itu hasil penelitian yang telah banyak dikoreksi oleh hasil penelitian berikutnya.

Karena itu, tidak ada aturan di negeri ini yang memberi celah untuk pasangan LGBT.

Sebagaimana pernikahan beda agama, perkawinan model LGBT juga memiliki dampak negatif. Bahkan destruktifnya sangat besar.

Termasuk aneka penyakit kelamin akibat LGBT. Karena itu, perkawinan LGBT dilarang, alias diharamkan di kaya sumber alam (SDA) ini yang memiliki jumlah penduduk mayoritas yang masih waras.

Soal LGBT, ini bukan pro kontra. Tapi ini bagian dari tanggung jawab sosial bagimana mereka yang punya histori normal dan diberikan kewarasan mau menyadarkan saudara-saudaranya yang menganggap dirinya memiliki kebutuhan khusus tersebut.

Meski mereka oleh American Psychiatric Assosiation tidak dianggap sebagai orang-orang yang punya kelainan mental, tapi mereka butuh teman dan pendamping yang bisa memberikan pengertian.

Bukan malah mendukung keadaannya atas nama kebebasan dan HAM. Sebab pada umumnya, mereka juga tidak ingin seperti itu. Sebaliknya, mereka ingin normal seperti umumnya orang.

Opini: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.***

Berita Terkait

Mantan Wali Kota Alice Guo Ditangkap di Kawasan Tangerang, Buronan Otoritas Pemerintah Filipina
Sekjen PSI Raja Juli Antoni Beri Penjelasan Soal Kabar Kaesang Pangarep Tak Diketahui Keberadaanya
Termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi, Eksponen Aktivis 98 Sebut Kaesang Pangarep Rugikan 2 Pihak
Wawancara Presiden Jokowi Dituding Merupakan Gimmick atau Settingan, Pihak Istana Beri Tanggapan
Penilaian Full Asesmen BNSP: LSP BNPT Diharapkan Jadi Rujukan Kompetensi Profesional di Bidang Pencegahan Terorisme
Bahas Perkuatan Kemitraan, Prabowo Subianto Terima Kunjungan Komandan Koopsus AS
Dibahas di Artikel Opini Media AS Newsmax, Prabowo Subianto Disebut Bisa Bawa RI Menuju Kemakmuran
TNI AU Gandeng BNSP dalam Sertifikasi Kompetensi Teknis, Bentuk Personel yang Unggul dan Profesional
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 5 September 2024 - 15:25 WIB

Mantan Wali Kota Alice Guo Ditangkap di Kawasan Tangerang, Buronan Otoritas Pemerintah Filipina

Kamis, 5 September 2024 - 11:10 WIB

Sekjen PSI Raja Juli Antoni Beri Penjelasan Soal Kabar Kaesang Pangarep Tak Diketahui Keberadaanya

Senin, 2 September 2024 - 07:45 WIB

Wawancara Presiden Jokowi Dituding Merupakan Gimmick atau Settingan, Pihak Istana Beri Tanggapan

Selasa, 27 Agustus 2024 - 19:46 WIB

Penilaian Full Asesmen BNSP: LSP BNPT Diharapkan Jadi Rujukan Kompetensi Profesional di Bidang Pencegahan Terorisme

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 08:00 WIB

Bahas Perkuatan Kemitraan, Prabowo Subianto Terima Kunjungan Komandan Koopsus AS

Kamis, 22 Agustus 2024 - 13:31 WIB

Dibahas di Artikel Opini Media AS Newsmax, Prabowo Subianto Disebut Bisa Bawa RI Menuju Kemakmuran

Selasa, 20 Agustus 2024 - 16:05 WIB

TNI AU Gandeng BNSP dalam Sertifikasi Kompetensi Teknis, Bentuk Personel yang Unggul dan Profesional

Minggu, 18 Agustus 2024 - 21:52 WIB

Zulmansyah Sekedang Resmi Terpilih Menjadi Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia 2023 – 2028

Berita Terbaru