Pokoknya, Anies Baswedan Harus Gagal Nyapres 2024, Berapapun Biayanya

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 7 September 2022 - 11:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikerubungi wartawan ketika keluar dari gedung KPK di Jakarta, Selasa 21 September 2021. (Foto/Facebook @Anies Baswedan)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikerubungi wartawan ketika keluar dari gedung KPK di Jakarta, Selasa 21 September 2021. (Foto/Facebook @Anies Baswedan)

ARAH NEWS – Ada yang tanya: kenapa Anies harus dijegal? Pertama, karena Anies potensial menang.

Banyak pihak yang meyakini Anies tak terkalahkan jika nyapres di 2024.

Kayakinan ini bukan hanya datang dari para pendukung Anies, tapi juga dari mereka yang gak suka dan tidak ingin Anies jadi presiden. Inilah alasan kenapa Anies harus dijegal.

Kalau gak potensial menang, ngapain dijegal. Buat apa keluar begitu banyak biaya untuk jegal Anies. Biarain aja. Toh akan kalah.

Karena peluang menangnya besar, maka dijegal. Jegal sebelum menang. Semua biaya dan upaya hanya punya tujuan untuk ini.

Kedua, kalau Anies jadi presiden, mereka anggap ini bahaya. Bahaya bagi siapa? Ya bagi kepentingan mereka. Bahkan bahaya bagi nasib masa depan mereka.

Jadi gubernur saja, reklamasi gak berlanjut. Alexis tutup. Bisnis-bisnis ilegal di Jakarta tiarap. Mafia properti tak bisa bergerak leluasa.

Setoran yang selama ini diterima para politisi banyak yang stop. Saham bir dijual.

Anies jadi gubernur DKI, banyak pendapatan dan bisnis ilegal tak berjalan seperti sebelumnya. Ini bahaya!

All out mereka kerja keras gagalkan Anies nyapres. Berapapun biayanya dan apapun taruhannya, mereka akan lakukan.

Saya dengar ini dari sejumlah politisi kawakan dan pebisnis kakap. Kakap itu artinya punya uang triliunan. Harga mati Anies harus gagal.

Anies harus gagal, itu sekenarionya. Ini tak bisa ditawar-tawar lagi. Dari mana melihatnya? Selain berbagai info yang otoritatif, kita bisa melihat gejalanya yang begitu banyak.

Semua terkait dengan Anies, diblack campaign. Cari satu angle, habisi Anies di media.

Kanopi tembok pembatas di Jakarta International Stadium (JIS) jatuh, jadikan angle dan diramaikan di medsos. Polanya selalu seperti itu.

Apalagi hari ini Anies dipanggil KPK, wah…cyber troops lawan akan menggoreng ini sampai betul-betul garing. Padahal, kasusnya gak ada.

Itulah permainan cyber troops. Yang penting bukan substansinya, tapi sensasinya bung. Pembentukan opini jadi target.

Serangan kepada Anies dan upaya menjegal Anies tak pernah berhenti dan dilakukan dari semua lini. Sistemik, masif dan terstruktur.

Sejumlah orang yang punya banyak pengalaman di cyber troops ambil bagian di sini.

Diduga kuat melibatkan sejumlah institusi dan lembaga-lembaga profesional untuk mencegat Anies agar bagaimanapun caranya tidak bisa nyapres.

Apa yang diungkapkan Andi Arief, politisi Demokrat bahwa Anies berupaya dijegal telah menegaskan kebenaran informasi yang beredar selama ini.

Kenapa Andi Arief teriak? Karena dia melihat begitu serius dan ngototnya pihak-pihak tersebut menjegal Anies nyapres. Keterlaluan! Nurani Andi Arief bicara: ini gak fair!

Pemanggilan Anies oleh KPK hari ini juga dipersepsi oleh publik sebagai bagian dari upaya gagalkan Anies nyapres. Banyak yang punya persepsi demikian.

Sebelumnya, KPK beberapa kali menyampaikan ke publik bahwa akan secara serius mengusut Formula E.

Pertanyaannya: apa yang diusut? Tak biasanya KPK mengumbar pernyataan ke publik seperti itu sebelum jelas kasusnya.

Info dari salah satu kawan yang menjadi wakil ketua DPRD DKI, sudah ada berbagai kajian dan dengar pendapat dengan para akademisi dan ahli hukum, bahwa gak ada unsur pelanggaran di Formula E.

Maka kemudian, publik lebih melihat ini semua ada kaitannya dengan unsur politik. Tapi, ya itulah politik. Seringkali tabrak sana tabrak sini.

Halalkan semua cara untuk tercapainya suatu tujuan. Tampak sekali bahwa semua kekuatan dan akses akan dioptimalkan untuk jegal Anies.

Akan ada banyak ranjau yang dihadapi Anies ke depan sebelum melaju ke pilpres 2024. Ranjau itu dikelola oleh orang-orang yang profesional dengan dukungan akses dan ligistik yang memadai.

Segala upaya akan dilakukan dan semua jalur akan dipakai untuk menghadang Anies agar tidak bisa nyapres. Luar biasa jika Anies bisa lolos dari ini semua.

Mampukah Anies mengikuti takdirnya James Bond? Selalu sukses lolos dari setiap penjegalan?

Anies akan terus dicari kasusnya. Semua partai akan dilobi, bahkan ditekan agar tidak calonkan Anies. Kedepan, penghadangan terhadap Anies akan semakin vulgar.

Gak malu-malu, dan gak peduli soal aturan dan etika demokrasi. Pokoknya, yang penting Anies gagal nyapres.

Jika Anies lolos dari segala bentuk penjegalan, berarti ia sosok luar biasa. Layak disebut sebagai James Bond Indonesia.

Oleh: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.***

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Arahnews.com, semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik, Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan oleh Press Release
Tanggapi Isu Tentang Resufle Menteri di Kabinet Merah Putih, Ini Tanggapan Ketum Golkar Bahlil Lahadalia
Gusdurian Minta Usut Tuntas, Pagar Laut Bukti Pelanggaran Hukum Pihak Tertentu dan Pemerintah
Ketua KPK Tanggapi Soal Kabar Belum Ditahannya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Karena Alasan Politik
Masih Belum Jelas, Kepastian Waktu Pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto
Sikap Politik PDIP Terhadap Pemerintahan Presiden Prabowo Diungkap oleh Sekjen Hasto Kristiyanto
Usai Ketua Umum Megawati Soekarnoputri Dituntut Mundur, Puan Maharani Ungkap Kondisi PDIP Terkini
PDI Perjuangan Ungkap Alasan Hasto Kristiyanto Siapkan Pledoi atau Pembelaan Dìri dalam 7 Bahasa

Berita Terkait

Senin, 28 April 2025 - 07:17 WIB

Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik, Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan oleh Press Release

Sabtu, 8 Februari 2025 - 14:52 WIB

Tanggapi Isu Tentang Resufle Menteri di Kabinet Merah Putih, Ini Tanggapan Ketum Golkar Bahlil Lahadalia

Rabu, 29 Januari 2025 - 07:52 WIB

Gusdurian Minta Usut Tuntas, Pagar Laut Bukti Pelanggaran Hukum Pihak Tertentu dan Pemerintah

Rabu, 15 Januari 2025 - 11:02 WIB

Ketua KPK Tanggapi Soal Kabar Belum Ditahannya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Karena Alasan Politik

Selasa, 14 Januari 2025 - 06:40 WIB

Masih Belum Jelas, Kepastian Waktu Pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto

Berita Terbaru