Inflasi, Krisis Utang dan Perang Adalah Sumber Ketakutan Baru Dunia, Kita Harus Berbuat Apa?

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 7 November 2022 - 15:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi krisis utang. (Dok. Jago.com)

Ilustrasi krisis utang. (Dok. Jago.com)

ARAHNEWS.COM – Dunia kini dilanda ketakutan. Masa-masa berat sudah mulai dirasakan oleh semua orang yang diprediksi semuanya akan semakin berat di tahun-tahun mendatang.

Bagaimana tidak, ada tiga kekhawatiran ekonomi dan bisnis dalam kurun 2023-2024 ke depan yaitu inflasi tinggi, krisis utang negara dan swasta dan biaya hidup publik.

Raksasa ekonomi dunia seperti Amerika serikat saat ini tingkat inflasi hampir 9%, Inggris, Jerman, -dan negara-negara Eropa mengalami inflasi lebih dari 10%. Yang paling parah adalah Turki dan Argentina yang lebih dari 80%.

Indonesia saat masih bisa menikmati windfall komoditas yang harga-harganya sedang naik sehingga mendapatkan surplus sehingga saat ini tingkat inflasi Indonesia ada di level 5,71%.

Tapi itupun tidak menjamin akan sama di masa-masa mendatang yang kemungkinannya kemampuan import negara-negara penerima ekpor komoditas dari Indonesia akan semakin melemah.

Terbukti dengan turunnya permintaan di industri tektil dan sepatu seperti yang media-media beritakan beberapa waktu yang lalu yang mengakibatkan lebih dari 64.000 orang di PHK.

Pemicunya seperti chain reaction, dari mulai pandemi yang memporak-porandakan tatanan kehidupan manusia, disusul konflik Rusia dengan Ukraina yang menyebar ke berbagai negara.

Sebagai dampak turunan dari konflik tersebut yang imbasnya menerpa semua negara tanpa memandang negara-negara tersebut terlibat konflik ataupun tidak.

Masalah inflasi tinggi, krisis utang negara dan swasta dan biaya hidup publik, tiga temuan tersebut berdasarkan survei kesadaran manajemen perusahaan diumumkan oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada tanggal 7 November lalu.

Baru pertama kali dalam 10 tahun terakhir, masalah lingkungan telah didrop dari 3 masalah utama bagi ekonomi dan bisnis ke depan tersebut.

Tapi tidak bisa diartikan masalah lingkungan ini berkurang. Tapi ini adalah pergeseran urutan berdasarkan naiknya tingkat ancaman dari 3 permasalahan di atas yang saat ini melanda dunia.

Ini menunjukan persepsi kalangan bisnis dan ekonomi di 20 negara telah mengalami perubahan.

Sebesar apapun masalah lingkungan saat ini ternyata masalah inflasi, debt crisis dan daya beli dinilai jauh lebih besar dampaknya bagi kehidupan 2 tahun yang akan datang.

Tentunya melemahnya ekonomi negara-negara di dunia berdampak kepada melemahnya kemampuan negara-negara tersebut dalam menangani berbagai persoalan, termasuk di dalamnya masalah lingkungan.

Semakin banyak orang yang kelaparan. Angka stunting akan naik di setiap negara yang terkena dampak.

Terakhir dikabarkan China sudah tidak sanggup untuk memberikan bantuan-bantuan dana ke negara-negara Afrika.

Banyak negara-negara di Afrika yang terjebak dengan hutang ditengah kenaikan suku bunga yang ekstrim yang dilakukan oleh bank-bank sentral akibat inflasi.

Dan bagaimana dengan kemampuan Indonesia menghadapi 3 masalah di atas? Ini masih menjadi pertanyaan publik.

Langkah-langkah kongkrit pemerintah tampaknya belum terlihat.

Hari ini masih berputar-putar di wacana seperti food estate, dan lain-lain yang progres dan hasilnya belum dapat dirasakan.

Semuanya masih kabur, tentu saja ini bukan hal yang dapat membangun optimisme bagi publik.

Lagi-lagi, publik harus mencari jalan keluar sendiri untuk menghadapi kehidupan berat yang akan dihadapi.

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.***

Klik Google News untuk mengetahui aneka berita, artikel dan informasi dari editor Arahnews.com, semoga bermanfaat.

Berita Terkait

CSA Index Naik ke 73,3, Mayoritas Analis Percaya Sektor Ekspor Jadi Penopang IHSG
Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis Nasional? Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda!
Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis Nasional? Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda!
Presiden Prabowo Terima Laporan Mentan Amran Terkait Peningkatan Produksi dan Serapan Beras Nasional
Direktur Utama BUMN yang Tak Berprestasi dan Malas-malasan, Presiden Prabowo Subianto: Ganti!
Di Tengah Krisis Global, PPJKI dan BPKH Tekankan Inovasi SWF Syariah Sebagai Solusi Investasi Berkelanjutan
Sektor Energi dan Keuangan Dinilai Prospektif dalam Laporan CSA Index April 2025
Minta Jangan Khawatir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Pastikan Defisit ABPN Indonesia Tak Jebol

Berita Terkait

Rabu, 7 Mei 2025 - 19:05 WIB

CSA Index Naik ke 73,3, Mayoritas Analis Percaya Sektor Ekspor Jadi Penopang IHSG

Selasa, 6 Mei 2025 - 09:49 WIB

Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis Nasional? Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda!

Senin, 5 Mei 2025 - 15:19 WIB

Ingin Tampil di Media Ekonomi dan Bisnis Nasional? Persrilis.com Siap Publikasikan Press Release Anda!

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:54 WIB

Presiden Prabowo Terima Laporan Mentan Amran Terkait Peningkatan Produksi dan Serapan Beras Nasional

Kamis, 24 April 2025 - 17:41 WIB

Di Tengah Krisis Global, PPJKI dan BPKH Tekankan Inovasi SWF Syariah Sebagai Solusi Investasi Berkelanjutan

Berita Terbaru