ARAHNEWS.COM – Penguatan ekosistem gula nasional harus dibangun mulai dari lini produksi, terutama bersama petani tebu rakyat.
Ketika para petani tebu bersemangat tanam dan produksi, maka kemandirian pangan akan gula konsumsi dapat terwujud.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendukung penguatan ekosistem gula nasional dengan menetapkan sekaligus menjaga harga yang baik di tingkat produsen.
Alhasil, saat produksi dalam negeri kian meningkat, maka pasokan gula konsumsi untuk kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi.
Baca Juga:
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Pabrik Gula (PG) Krebet Baru, Malang, Jawa Timur pada Kamis (4/7/2024).
“Ekosistem gula nasional itu harus terus diperkuat. Salah satunya bersama teman-teman APTRI, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia.”
“Dengan harga yang baik, petani bisa mensuplai juga ke pabrik gulanya.”
“Jadi petani happy, pabrik gula semakin modern, dan kebutuhan dalam negeri pun tercukupi. Ini luar biasa,” ujar Arief, dilansir Pangannews.com
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkah untuk Tarik Investor Global Masuk Indonesia
“Apa yang telah kita kerjakan selama ini mulai membuahkan hasil.”
“Yang pertama adalah membangun ekosistem pangan, khususnya gula, mulai dari tebu diproduksi kemudian sampai dengan jadi gula.”
“Gula ini di tingkat petani harganya kita jaga, kemudian sampai dengan di hilir, harganya juga kita jaga dengan baik,” sambungnya.
“Kalau petaninya giat untuk nandur (tanam) dan harganya baik, sehingga gairah nandurnya terus ada dan hasilnya semakin baik.”
Baca Juga:
KPK Selidiki Kasus di Kementan Soal Korupsi Penggelembungan Harga Asam untuk Kentalkan Karet
“Kemudian dibeli dengan harga yang baik, sehingga nanti ke depan seluruh petani ini dengan kemauan sendiri meningkatkan produksinya.”
“Ini kemandirian pangan ya, dengan kita memberikan harga yang baik kepada petani, maka petani bergairah untuk menanam,” imbuhnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam ‘Statistik Tebu Indonesia 2022’ yang diterbitkan pada November tahun lalu, produksi gula pada 2022 yang mencapai 2,4 juta ton sebagian besar disokong oleh perkebunan rakyat sebesar 63 persen.
Selebihnya perkebunan swasta 27 persen dan perkebunan besar negara 10 persen. Untuk itu, kemitraan pemerintah dengan para petani tebu rakyat penting untuk terus dijalin dengan baik.
“Saya selalu sampaikan ke pemerintah daerah bahwa pabrik gula seperti Krebet Baru ini, harus kita jaga bersama.”
“Karena ini yang menghidupi petani tebu yang ada di sekitar Malang dan sekitarnya.”
“Apalagi PG Krebet Baru ini adalah salah satu pabrik gula milik BUMN yang terbesar. Tadi kita lihat gilingnya sudah 5,1 juta kuintal. Itu capaian yang luar biasa,” ungkap Arief.
Ia pun berkomitmen menciptakan titik keseimbangan harga. Untuk itu, pihaknya telah menghitung struktur biaya secara kolaboratif, yang kemudian ditetapkan melalui kebijakan relaksasi gula konsumsi dari tingkat produsen sampai konsumen.
Sejak April 2024, harga gula konsumsi di tingkat produsen Rp 14.500 per kilogram (kg) dan di tingkat retail atau konsumen Rp 17.500 per kg.
Sementara untuk daerah Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Barat Daya, dan wilayah 3TP (Tertinggal, Terluar, Terpencil, dan Perbatasan), harga gula konsumsi di tingkat retail atau konsumen Rp18.500 per kg.
Sebelumnya relaksasi harga gula konsumsi berakhir pada 30 Juni 2024 dan terus diperpanjang kembali sampai dengan terbitnya Peraturan Badan Pangan Nasional tentang Perubahan Kedua atas Perbadan Nomor 11 Tahun 2022 yang mengatur HAP Gula Konsumsi.
Demikian isi warkat Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA Nomor 425/TS.02.02/B/6/2024 tanggal 26 Juni 2024.
“Nah Badan Pangan Nasional sudah menghitung cost structure, itu bukan dilakukan sendiri, tapi bersama-sama melibatkan APTRI, BUMN, seluruh pihak Kementerian lembaga.”
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Sehingga angka itu adalah angka yang wajar. Ini karena Bapak Presiden Jokowi menyampaikan harus ada angka wajar di tingkat petani sampai konsumen,” tuturnya.
“Jangan nanti di tingkat konsumen maunya harga rendah, tapi petaninya bagaimana? Bapak Presiden selalu menyampaikan bahwa harga di tingkat petaninya juga harus baik, supaya barangnya di pasar ada.”
“Jadi harus dibuat harga yang baik dan wajar. Nah ini sekarang sudah mulai dapat titik keseimbangannya,” tutup Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.
Ketua Umum Pusat Koperasi Petani Tebu Rakyat KH. Hamim Holili yang turut dijumpai Arief hari ini menghaturkan apresiasinya terhadap penetapan harga gula yang diberikan pemerintah.
“Harga (gula) ini tadi seperti yang disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional, dari Rp 9.000 sekian per kilo, kemudian sekarang Rp 14.500 per kilo.”
“Itu angka yang sangat bagus untuk petani. Kepastian dari petani (menjadi) ada dan untuk sekarang bergairah petani.”
“Petani senang bahagia karena hadirnya pemerintah, hadir dengan adanya Badan Pangan Nasional,” ucapnya.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun yang hadir membersamai visitasi di PG Krebet Baru mengatakan kepentingan petani saat ini harus diperhatikan pemerintah karena berkaitan dengan produktivitas.
“Jadi kalau kita ingin kemandirian pangan, maka pendapatan petani ini harus dijaga. Kalau pendapatan petani ada peningkatan ke arah yang lebih baik.”
“Maka petani akan memperbaiki tanamannya. Kalau perbaikan tanaman itu terjadi yang akan kita peroleh adalah peningkatan produksi,” urainya.
“Nah sekarang mulai tahun yang lalu semenjak Pak Arief di Badan Pangan Nasional, harga gula diperhatikan, pabrik-pabrik diperhatikan supaya ada revitalisasi.”
“Maka sedikit demi sedikit dan hari ini sudah kelihatan tanaman petani itu sekarang menjadi lebih baik,” ungkap Soemitro.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoekbis.com dan Harianinvestor.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Helloidn.com dan Jakartaoke.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.