Ngeri Ya, Harga Sapi Rakyat Disikat Isue PMK Namun Impor Sapi Merajalela

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 1 September 2022 - 08:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Sapi Rakyat Disikat Isue PMK. (Pexels.com/min an)

Harga Sapi Rakyat Disikat Isue PMK. (Pexels.com/min an)

ARAH NEWS – Dulu kami menggugat UU peternakan dan kesehatan hewan ke Mahkamah Konstitusi (MK), karena keresahan atas minat besar oligarki Indonesia impor sapi.

Bahkan dengan cara menerobos norma yang selama ini dianut sejak jaman kolonial Belanda Indonesia, yakni tidak melakukan impor sapi dari negara yang masih terjangkit penyakit mulut kuku.

Gugatan diterima MK, kami menang, Indonesia tak boleh impor hewan ternak sapi dari negara atau zona yang masih terjangkit penyakit mulut kuku.

Namun dalam sekejap UU diubah, peraturan perundangannya di ubah. UU baru tidak menjadikan putusan MK sebagai rujukan norma. UU dibuat oleh DPR seenake dewe. Keblinger!

Pemerintah menikmatinya. Kran impor terbuka lebar. Pemerintah seperti tak mau tau, ingin mendapat sapi impor yang murah, harga daging dalam negeri agar murah.

Namun mengorbankan kondisi kesehatan hewan yang berpotensi tertular penyakit mulut kuku. Blas! impor sapi dibuka dari seluruh penjuru dunia.

Negara negara yang masih terjangkit penyakit mulut kuku pun boleh melakukan ekspor ke Indonesia.

Mungkin ini yang sekarang berakibat Indonesia kembali terjebak dalam pandemi penyakit mulut kuku pada hewan. Wallahualam.

Padahal Indonesia selama berpuluh puluh tahun telah terbebas dari penyakit mulut kuku. Ini menjadi keuntungan besar bagi Indonesia.

Karena berdasarkan regulasi internasional jika negara terbebas dari penyakit mulut kuku, maka boleh ekspor ke seluruh dunia tanpa pembatasan isue kesehatan. Sekarang tentu tidak bisa lagi.

Maka jadilah Indonesia sekarang muara tempat pertarungan para importir sapi dari seluruh penjuru dunia, mau negara berpenyakit semacam mulut kuku boleh impor ke Indonesia.

Siapa yang paling menikmatinya? Tentu saja oligarki. Pertama yang untung adalah yang memberikan rekomendasi impor, yakni Kementerian Pertanian.

Ijin impor itu sedap, para pengusaha berebutan, bersaing mendapat ijin ini. Mereka siap bertaruh apapun dan berapapun untuk mendapatkan jatah impor.

Harga daging murah di luar negeri bisa membuat importir mendapatkan untung banyak di Indonesia.

Karena jual hewan ternak sapi di Indonesia tetap lebih murah dari piaraan petani dan peternak dalam negeri.

Akhirnya ambruk lah usaha ternak masayarakat, harga sapi dan kerbau milik rakyat tidak mampu bersaing dengan ternak ternak impor. Kasihan petani dan peternak kita.

Peternak di Bima, Sumbawa dan Sulawesi dan daerah lainnya.
Merekalah Pihak pertama dan paling menderita karena impor ternak dibajak oligarki.

Oleh: Salamuddin Daeng, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia.***

Buat yang hobby berbagi tulisan artikel atau opini (pendapat, pandangan dan tanggapan) ayo menulis, artikel dapat dikirim lewat WhatsApp ke: 0855-7777888.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Berita Terkait

Sektor Keuangan dan Energi Tetap Diminati, Investor Masih Waspada di Tengah Ketidakpastian Pasar
Wamentan Sudaryono Pastikan Daging Sapi dan Kerbau Aman dan Terkendali, Jelang Bulan Suci Ramadhan
Wamentan Sudaryono Sebut Riau Bakal Jadi Percontohan Terbaik Tumpang Sari Jagung dan Cabai di Kebun Sawit
Soal Sertifikat HGB dan HM di Kawasan Pagar Laut, DPR Tegaskan Nusron Wahid agar Batalkan Sertifikat
Resmikan 37 Proyek Listrik di 18 Provinsi, Presiden Prabowo Subianto: Kita Menuju Swasembada Energi
Swasta Lebih Efisien, Lebih Pengalaman, Prabowo: Infrastuktur Sebagian Besar Saya Berikan ke Swasta.
Rapat Perdana Satgas Percepatan Hilirisasi Hampir 2 Jam, Program Hilirisasi Harus Picu Pertumbuhan Ekonomi
Dukung Program Pemerintah 3 Juta Rumah, BNI Targetkan KPR Bersubsidi Naik Jadi Rp1,8 Tiliun pada 2025
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 8 Februari 2025 - 10:55 WIB

Sektor Keuangan dan Energi Tetap Diminati, Investor Masih Waspada di Tengah Ketidakpastian Pasar

Kamis, 6 Februari 2025 - 11:53 WIB

Wamentan Sudaryono Pastikan Daging Sapi dan Kerbau Aman dan Terkendali, Jelang Bulan Suci Ramadhan

Sabtu, 25 Januari 2025 - 09:13 WIB

Soal Sertifikat HGB dan HM di Kawasan Pagar Laut, DPR Tegaskan Nusron Wahid agar Batalkan Sertifikat

Selasa, 21 Januari 2025 - 07:37 WIB

Resmikan 37 Proyek Listrik di 18 Provinsi, Presiden Prabowo Subianto: Kita Menuju Swasembada Energi

Sabtu, 18 Januari 2025 - 14:27 WIB

Swasta Lebih Efisien, Lebih Pengalaman, Prabowo: Infrastuktur Sebagian Besar Saya Berikan ke Swasta.

Sabtu, 18 Januari 2025 - 12:02 WIB

Rapat Perdana Satgas Percepatan Hilirisasi Hampir 2 Jam, Program Hilirisasi Harus Picu Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 15 Januari 2025 - 16:46 WIB

Dukung Program Pemerintah 3 Juta Rumah, BNI Targetkan KPR Bersubsidi Naik Jadi Rp1,8 Tiliun pada 2025

Rabu, 15 Januari 2025 - 16:02 WIB

BTN Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah di Rapat Terbatas Bersama Presiden Prabowo Subianto

Berita Terbaru