ARAH NEWS – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mendesak Menteri Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali dan Ketua Umum PSSI M Iriawan untuk segera mengundurkan diri.
“Tragedi di Stadion Kanjuruhan ni sangat memalukan bangsa Indonesia di mata internasional, kata Ketua Umum DPP KNPI La Ode Umar Bonte di Jakarta, Minggu, 2 Oktober 2020.
“Jika mereka tidak mau mengundurkan diri maka kami mendesak Presiden Jokowi untuk segera memecat mereka,” tegasnya.
Selain itu KNPI juga minta Kapolri Jenderal Listyo Sigit mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang bertanggung jawab dalam mengendalikan pengamanan pada pertandingan.
Baca Juga:
CSA Index Oktober Tembus 76,09: Pelaku Pasar Optimis Pemerintahan Baru Akan Dorong Pertumbuhan IHSG
Bonte mengungkapkan penggunaan gas air mata di stadion sepak bola sesuai aturan FIFA tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa.
Hal itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b.
Dia juga meminta Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta untuk mempidanakan panitia penyelenggara pertandingan antara Arema FC vs Persebaya yang terjadi kemarin.
KNPI mengutuk keras tindakan refresif aparat saat menangani keributan di stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) saat pertandingan sepakbola Arema FC vs Persebaya.
Baca Juga:
Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi
Rencana Pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto Ditanggapi Presiden Jokowi
Akibat tindakan tersebut 129 orang meninggal dunia, baik di stadion ataupun yang sedang dibawa ke rumah sakit.
“Kami mengutuk keras tindakan refresif yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap suporter Arema FC, sehingga menyebabkan 129 nyawa meninggal dunia.”
“Hal tersebut kemungkinan masih bisa bertambah karena info-info lain sedang kami tampung,” kata La Ode Umar Bonte.
Bonte mengungkapkan kepada semua pihak yang telah menyebabkan ratusan nyawa meninggal itu harus bertanggungjawab.
Baca Juga:
Terlebih panitia pelaksana yang menurut informasi mereka telah memaksakan diri agar pertandingan digelar di malam hari.
Padahal sudah diusulkan untuk diadakan pada sore harinya dan juga kelebihan jumlah penonton juga bisa menjadi penyebab akan tragedi itu.
“Tragedi ini adalah paling buruk yang terjadi dalam sejarah sepakbola tanah air bahkan juga di international.”
“Dengan kejadian ini akan berdampak buruk terhadap sepakbola tanah air, terlebih Indonesia pada tahun 2023 mendatang akan menjadi tuan rumah piala dunia U-20,” ujarnya.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Arahnews.com, semoga bermanfaat.