ARAH NEWS – Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani berencana akan mengunjungi partai koalisi pemerintahan Presiden Jokowi yaitu partai Golkar dan partai Gerindra.
Sebelumnya PDIP telah melakukan penjajakan politik dengan partai Nasdem Senin, 22 Agustus 2022) di Nasdem Tower.
Menanggapi hal tersebut, Analis Politik dan Pendiri Indonesia Political Power (IPP) Ikhwan Arif mengatakan penjajakan koalisi yang dilakoni Ketua DPP PDIP Puan Maharani dapat menggangu konsentrasi koalisi yang sudah terbentuk.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Penjajakan koalisi ini lebih kepada unjuk taring dari masing-masing ketua umum yaitu Golkar Airlangga Hartarto, Gerindra Prabowo Subianto dan PDIP Puan Maharani,” katanya.
Menurut Ikhwan Arif, pertemuan ini sebagai ajang pamer kekuatan politik siapa yang paling kuat dan mampu bertahan dari godaan Ketum PDIP Puan Maharani.
Ketiganya tergabung dalam koalisi pemerintahan eksekutif yang dikuasai PDIP sebagai partai pemegang kendali di kabinet Presiden Jokowi.
“Tentu ketiganya masih terikat dalam lingkaran kekuasaan PDIP jadi penjajakan yang dilakoni Puan Maharani lebih kepada “showing power authority,” kata Ikhwan.
Baca Juga:
Mentan RI Amran Sulaiman Antar Mentan Palestina Usai Bahas Pangan dan Gaza
KPK Gerebek Proyek EDC BRI, Rp28 Miliar Disembunyi di Bilyet!
Hubungan Ekonomi RI‑Saudi Menguat via Lawatan Prabowo Fokus Energi dan Infrastruktur
“Pertemuan antara petinggi partai politik dalam dinamika koalisi partai politik dapat menggangu konsentrasi dan eksistensi partai koalisi yang sudah terbentuk,” katanya.
Baik itu bagi Koalisi Indoneisa Bersatu ataupun Koalisi Indonedia Raya (KIR).
Pertemuan ini bukan hanya sebatas menjajal koalisi, namun lebih kepada ujian kesetiaan bagi masing-masing koalisi yang sudah resmi akad. Ini lebih kepada godaan Mba Puan Maharani untuk menjajal koalisi.
Ketiga partai ini (PDIP, Gerindra dan Golkar) akan menjadi titik tumpu utama dalam menentukan arah koalisi serta kejelasan koalisi di Pilpres 2024.
Baca Juga:
Iran Tak Aman, Pemerintah Evakuasi WNI: “Kami Bergerak Lewat Jalur Darat”
Satu Suara untuk Sudaryono: Dualisme HKTI Resmi Berakhir
‘Gue Bunuh Adek Lo!’: Anak Ancam Ibu Pakai Pisau Usai Tolak Motor
Pertama partai Golkar dengan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto yang tergabung dalam KIB yang digadang-gadangkan menjadi bakal calon presiden terkuat pilihan KIB.
Kedua partai Gerindra yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Raya (KIR) yang Ketua Umumnya Prabowo Subianto sebagai bakal calon terkuat, kemudian ada Puan Maharani dari PDIP.
Dari ketiga partai ini hanya PDIP yang memenuhi presidential threshold untuk dapat mengusung bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden sendiri.
Namun kenyataannya PDIP tidak bisa berdikari, PDIP butuh pasangan koalisi yang akan digandeng nantinya.
Jika masing-masing koalisi konsisten dengan akad dan janji setia koalisi, ketiga partai ini akan menjadi titik tumpu dalam roadmap koalisi di Pilpres 2024.
Akan ada tiga poros koalisi terbentuk, karena sebelumnya PDIP melalui pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menginginkan Pilpres 2024 idealnya diikuti dua pasangan calon saja.
Baca Juga:
Danantara–Rusia Kembangkan Galangan Kapal Hijau untuk Bangkitkan Maritim Nasional
Prabowo Tetapkan Empat Pulau Sengketa Jadi Milik Aceh
Singapura Tolak Penangguhan Paulus Tannos, KPK Apresiasi Putusan
Jadi ujian berat bagi koalisi yang sudah terbentuk, Itupun bisa berubah ketika Nasdem, PKS dan Demokrat mendeklarasikan koalisi
Sepertinya Nasdem, PKS dan Demokrat menunggu waktu yang tepat untuk mengeluarkan amunisi politik di detik-detik terakhir.***