ARAH NEWS – Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengatakan kenaikan harga BBM akibat kenaikan harga minyak dunia bisa menjadi momentum untuk mengejar target Bauran Energi Nasional 2025.
Sugeng mengatakan, langkah itu bisa dilakukan melalui optimalisasi gas bumi sebagai tahap transisi menuju penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih besar sebagai sumber energi primer utama di masa depan.
“Sebab kebutuhan rata-rata BBM kita per hari sebesar 1,4 juta barel sedangkan produksi minyak kita hanya sekitar 600-700 ribu barel per hari.”
“Sehingga ketergantungan terhadap impor BBM semakin tinggi,” ujar Legislator NasDem itu, Senin 12 September 2022.
Baca Juga:
Analis Memperkirakan Rupiah Melemah di Tengah Kekhawatiran Kebijakan Tarif Trump
Fitur AI Canggih di ASUS ZenBook S 14 OLED (UX5406) Copilot+ PC yang Wajib Anda Ketahui
Bahas Kerja Sama Ekonomi Indonesia – Tiongkok, Airlangga Hartarto Terima Kunjungan Dubes Wang Lutong
Pemerintah telah mencanangkan target bauran energi tahun 2025 adalah EBT sebesar 25%, gas bumi sebesar 22%, minyak bumi sebesar 25%, dan batubara sebesar 30%.
Kemudian pada tahun 2050, komposisi target bauran energi nasional ditargetkan EBT mencapai 31%, gas bumi 24%, dan minyak bumi 20%.
Sampai tahun 2020 sebagaimana data Kementerian ESDM, porsi EBT tercatat baru mencapai 11,20%, gas bumi sebesar 19,16%, minyak bumi sebesar 31,60%, dan batubara sebesar 38,04%.
Sugeng mengungkapkan, DPR RI terus mendorong upaya pengurangan ketergantungan minyak sebagai energi primer. Salah satunya dengan mengupayakan optimalisasi gas bumi.
Baca Juga:
Di Tempat Pembuangan Sampah Kawasn Pancoran, Jaksel Ditemukan Sesosok Jasad Bayi Perempuan
Sapulangit Media Center Gandeng Rilispers.com Pasarkan Publikasi Press Release di 150+ Portal Berita
“Pemanfaatan gas bumi, khususnya gas alam, harus didorong menjadi kebijakan utama dalam konteks energi.”
“Dimana gas harus menjadi energi transisi untuk menuju optimalisasi EBT. Baik untuk kepentingan transportasi, industri, maupun rumah tangga,” kata Sugeng.
Menurut Legislator NasDem itu, meskipun tidak terbarukan, gas bumi merupakan energi bersih. Selain itu, Indonesia memiliki produksi dan cadangan gas bumi yang besar melebihi minyak.
“Cadangan minyak kita sekarang ini mungkin tidak sampai 10 tahun jika tidak ditemukan sumber baru. ”
Baca Juga:
Kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah, Indonesia akan Tambah Kuota Impor Beras Sebanyak 1 Juta Ton
“Sedangkan gas bumi, yang sudah tereksploitasi saja bisa sampai 22 tahun ke depan ditambah lagi ada cadangan ditemukan baru yang kandungannya lebih besar,” urainya.
Sugeng meminta pemerintah memiliki sikap yang tegas terkait optimalisasi gas bumi. Momentum kenaikan harga minyak dan BBM saat ini perlu dioptimalkan untuk merealisasikannya.
“Saya menyesalkan sebetulnya dengan sikap pemerintah yang tidak firm dalam pemanfaatan gas bumi, gas alam. Memang kita harus duduk secara tegas ini, mau apa policy kita.”
“Secara cadangan memang betul lah sudah tidak lagi Migas (minyak dan gas), harus Gasmi (gas dan minyak), karena cadangan gas lebih besar kan,” tukasnya.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Arahnews.com, semoga bermanfaat.