ARAH NEWS – Anies Rasyid Baswedan akhirnya dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Partai Nasdem Senin 3 Oktober 2022.
Sebelumnya Partai Nasdem telah memunculkan ke publik 3 orang yang menjadi nominasi partai Nasdem untuk menjadi presiden Republik Indonesia 2024 yaitu Anies R Baswedan, Ganjar Pranowo dan Jendral Andika Perkasa.
Pendeklarasian Anies Baswedan sebagai capres cukup mengejutkan di tengah berita yang beredar bahwa dia akan dikriminalisasi oleh Ketua KPK Firli Bahuri.
Banyak spekulasi yang berkembang bahwa pendeklarasian Anies ini adalah bagian dari upaya melawan upaya kriminalisasi Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca Juga:
Genjot Ekspor Komoditi Pertanian Nasional ke Jepang, Wamentan Sudaryono Gandeng BI di Tokyo
Setelah Anies resmi dideklarasikan oleh partai Nasdem banyak pihak yang mulai berspekulasi siapa yang akan mendampingi Anies Baswedan sebagai pasangan calon wakil presiden.
Pertanyaan tentang siapa yang akan dipilih menjadi cawapres Anies ini menjadi penting karena hal ini sangat terkait dengan potensi kemenangan Anies Baswedan dalam pemilu 2024.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta saat ini Anies tentunya memiliki modal kapital dan modal sosial yang sangat tinggi.
Anies adalah seorang tokoh muslim modern yang namanya masuk dalam 500 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia.
Baca Juga:
CSA Index Oktober Tembus 76,09: Pelaku Pasar Optimis Pemerintahan Baru Akan Dorong Pertumbuhan IHSG
Kans Anies untuk memenangkan Pemilu 2024 ini menurut sederet Survey diantaranya CSIS, LSI, Indikator Politik ini sangat besar.
Artinya Anies memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menang pemilu.
Sehingga menjadi penting untuk memilih Calon Wakil Presiden yang juga memiliki kapasitas dan kapabilitas yang setara dengan Anies.
Anies R Baswedan meskipun dikatakan sebagai orang Arab namun Anies sendiri sudah sangat identik dengan Jawa sekaligus Sunda.
Baca Juga:
Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi
Rencana Pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto Ditanggapi Presiden Jokowi
Anies sendiri lahir di daerah Kuningan Jawa Barat (Sunda) kemudian kecil,besar dan kuliah di UGM Yogyakarta.
Sehingga perjalanan hidup Anies keseluruhan nya dijalani di Sunda dan Jawa dan bukan Arab.
Jadi pihak yang dari awal mendikotomi bahwa Anies adalah Arab dan bukan Jawa adalah pihak yang khawatir Anies akan menang pemilu.
Dengan prestasi Anies Baswedan membangun Jakarta dan banyak program nya yang berpihak kepada rakyat kecil membuat nama Anies Baswedan semakin dikenal publik. Tidak hanya di Jakarta tetapi juga seluruh Indonesia.
Berbicara terkait pendamping Anies sebagai Cawapres, Jawa dan non Jawa, sipil ataupun militer sudah tidak relevan lagi.
Yang jauh lebih relevan adalah seseorang yang memiliki visi kebangsaan yang kuat dan tentunya mendapat dukungan dari partai Politik.
Karena Nasdem sendiri tidak mungkin dapat memajukan sendiri capres-cawapres.
Pun bukan menjadi persoalan jika Anies Baswedan akhirnya memilih tokoh dari Indonesia Timur untuk mendampinginya.
Karena hal tersebut merupakan representasi Indonesia Timur dalam membangun pemerintahan Indonesia ke depan.
Tentu nya tidak hanya sekedar suku Jawa atau berlatar belakang militer yang lebih terpenting adalah tokoh tersebut memiliki track record yang bersih.
Punya integritas, memiliki basis masa yang riil dan yang terpenting didukung oleh suara partai politik di parlemen.
Karena Nasdem sendiri tentunya tidak memenuhi syarat jika mencalonkan pasangan calon presiden karena suara Nasdem sendiri kurang dari 20% di parlemen.
Pendamping Anies Baswedan juga haruslah memiliki visi Kebangsaan yang jelas, memiliki semangat nasionalisme yang tinggi.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Karena Wapres sejati nya adalah partner Presiden membangun Bangsa bukan sekedar ban serep ataupun hanya sekedar pelengkap semata tanpa kejelasan tugas dan wewenang. Sekian.
Opini: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Arahnews.com, semoga bermanfaat.