Oleh: Dr Paulus Januar, drg, MS, CMC, pakar kesehatan masyarakat
ARAHNEWS.COM – Maret 2023 sudah 3 tahun Covid-19 berkecamuk.
Meski dikatakan telah mereda, namun patut ditelaah apakah Covid-19 akan berakhir serta bagaimana selanjutnya.
Kasus Covid-19 pertama kali ditemukan pada desember 2019 di Wuhan-Cina. Selanjutnya Covid-19 menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
Pada 11 maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi, dan pada bulan yang sama Covid-19 pertama kali ditemukan di Indonesia.
Sejak itu bergulir kisah derita panjang dan masif malapetaka pandemi Covid-19.
Tidak ada satu negara pun yang siap menghadapinya, hingga tak pelak lagi jatuh banyak kurban dan terancam runtuhnya sistem pelayanan kesehatan.
Suatu permasalahan utama dalam menghadapi Covid-19 adalah virusnya yang cepat bermutasi mengubah diri.
Baca Juga:
Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkah untuk Tarik Investor Global Masuk Indonesia
KPK Selidiki Kasus di Kementan Soal Korupsi Penggelembungan Harga Asam untuk Kentalkan Karet
Dimulai varian Alpha (B.1.1.7) yang muncul pada akhir 2019, kemudian pada akhir 2020 berkembang varian Delta (B.1.617.2) yang ganas dan memakan banyak korban di seluruh dunia.
Selanjutnya pada akhir 2021 terdapat varian Omicron (B.11.529) yang meluas namun tak terlalu ganas.
Terakhir terdapat varian Arcturus (XBB.1.16) yang ditemukan pada maret 2023 serta kini mendapatkan perhatian serius karena telah melanda sejumlah negara.
Namun pada saat yang sama dengan merebaknya pandemi Covid-19 juga berlangsung perjuangan heroik untuk mengatasinya.
Baca Juga:
Usai Diputuskan Hubungan Asmaranya oleh Sang Pacar, Seorang Pria Berikan Reaksi yang Mengejutkan
Meski dengan keterbatasan sumber daya dan dalam suasana ketidaktahuan akan penyakit yang tiba-tiba mucul.
Menghadapi pandemi Covid-19 menjadi tonggak sejarah perjalanan peradaban umat manusia dalam menjawab tantangan zaman.
Pencegahan penyebaran Covid-19 dijalankan secara massal terutama dalam bentuk memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta mencegah kerumunan dan membatasi mobilitas.
Bersamaan dengan itu, walau penuh kesulitan dikembangkan metode penatalaksanaan pasien Covid-19, seraya secara tanggap darurat dilakukan mobilisasi pelayanan kesehatan.
Selain pengembangan pelayanan kesehatan, juga dilakukan penelitian genomik untuk menelusuri perihal virus SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Berkat penelitian yang secara meluas dilakukan di berbagai tempat, pada akhir 2020 berhasil ditemukan vaksin untuk mencegah Covid-19 dan segera dilakukan vaksinasi massal di seluruh dunia.
Menghadapi Petaka
Hingga akhir maret 2023, di seluruh dunia jumlah kumulatif kasus Covid-19 sebanyak 761,4 juta dengan kematian 6,8 juta orang.
Sedang di Indonesia tercatat 6,7 juta kasus Covid-19 dengan kematian 161 ribu orang meninggal.
Dalam hal Covid-19, ternyata Indonesia jauh lebih baik dibanding Amerika Serikat yang pelayanan kesehatannya dapat dikatakan lebih baik.
Di Amerika Serikat terdapat 106,2 juta kasus Covid-19 yang menyebabkan 1,15 juta kematian.
Berdasarkan jumlah penduduk Amerika Serikat sebanyak 331 juta, berarti sekitar sepertiga penduduk terkena Covid-19.
Berdasarkan perbandingan dengan penduduk Indonesia yang 273,5 juta, bila tingkat penyakit Covid-19 seperti di Amerika Serikat, maka di Indonesia akan terdapat 87,8 juta kasus Covid-19 dengan kematian 954,4 ribu orang.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Kenyataan keadaan Indonesia yang jauh lebih baik, diperkirakan karena masyarakat Indonesia jauh lebih patuh menjalankan protokol pencegahan Covid-19.
Covid-19 bukan hanya penyakit yang menyerang tubuh namun juga menimbulkan dampak terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat.
Demi mencegah penyebaran Covid-19 mengakibatkan kegiatan serta mobilitas mengalami pembatasan, dan dampak selanjutnya terjadi perlambatan ekonomi yang diikuti antara lain dengan banyak orang kehilangan pekerjaan dan peningkatan kemiskinan.
Terhadap permasalahan sosial yang timbul akibat pandemi Covid-19 segera mau tak mau harus dilakukan antisipasi untuk menghadapinya.
Berbagai skema bantuan sosial dijalankan negara-negara di dunia. Serta juga secara signifikan muncul solidaritas sosial masyarakat untuk membantu warga di lingkungannya yang terdampak Covid-19.
Covid-19 tidak hanya permasalahan kesehatan semata, melainkan menjadi permasalahan seluruh sektor masyarakat.
Dengan demikian penanggulangannya dijalankan dengan strategi dan upaya yang komprehensif serta melibatkan semua pihak.
Berkat kerja keras tanpa mengenal lelah untuk mencegah maupun mengatasinya, kini penularan Covid-19 telah menurun drastis.
WHO memperkirakan saat ini sekitar 90% penduduk dunia telah memiliki imunitas terhadap Covid-19, terutama karena vaksinasi maupun juga karena pernah terkena.
Point Of No Return
Memasuki tahun ke empat pada 2023, meski telah mereda namun Covid-19 tetap merupakan permasalahan kesehatan masyarakat.
Diperkirakan keadaaan tidak akan kembali lagi seperti sebelum terjadinya pandemi, hingga dikenal istilah normal baru (new normal) untuk mendeskripsikan tatanan di masa mendatang.
WHO memperkirakan pada tahun 2023 akan terjadi transisi yang signifikan.
Diharapkan tingkat penularan akan dapat ditekan serendah mungkin, dan pengembangan sistem pelayanan kesehatan dapat mengatasi Covid-19 secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Tapi bagaimanapun Covid-19 tetap akan senantiasa berada di tengah kehidupan umat manusia.
Meski sangat sedikit, namun di sana sini penularan Covid-19 masih terjadi.
Kemudian kalau tidak berhati-hati, tidak mustahil akan muncul varian baru virus SARS-CoV-2.
Kewaspadaan terhadap kemungkinan manifestasi Covid-19 di masa depan tidak dapat diabaikan.
Dengan demikian upaya pencegahan penularan Covid-19 tetap harus selalu dijalankan. Surveilans serta vaksinasi harus pula tetap dilakukan.
Selain itu pengembangan sistem pelayanan kesehatan untuk mitigasi maupun penatalaksanaan Covid-19 juga perlu dilakukan.
Serta tetap perlu pula senantiasa melakukan tindakan mengatasi misinformasi bahkan hoaks mengenai Covid-19.
Pandemi lain tidak mustahil akan terjadi di masa mendatang, walau kini tidak diketahui bentuknya dan dari mana asalnya.
Dengan demikian belajar dari pengalaman menghadapi Covid-19 perlu dikembangkan ketahanan kesehatan untuk mengatasi serangan permasalahan kesehatan yang di masa depan bisa saja terjadi.
Pandemi Covid-19 menumbuhkan kesadaran betapa pentingnya kesehatan sebagai unsur utama kehidupan masyarakat.
Namun juga dengan jelas terlihat bahwa permasalahan kesehatan dapat berpengaruh terhadap seluruh sektor kehidupan masyarakat.
Dengan adanya Covid-19 pola interaksi berubah dengan lebih banyak menggunakan teknologi dari tempat yang terpisah dan berkurang kesempatan bertemu langsung.
Kenyataan ini meningkatkan interkoneksi orang-orang dengan lokasi yang berbeda namun membawa konsekuensi perubahan dalam pola komunikasi sosial dan kebersamaan.
Pelaksanaan pendidikan dengan merebaknya Covid-19 mengalami perubahan drastis dengan dijalankan secara daring baik pada pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi.
Hal ini diperkirakan akan mengubah model pendidikan serta perkembangan diri peserta didik di masa depan.
Meski Covid-19 kini telah mereda, namun kehidupan masyarakat telah mengalami perubahan dan tidak dapat kembali lagi seperti sebelum berlangsungnya pandemi.
Bahkan peningkatan penggunan teknologi seperti internet, sosial media, bisnis online, dan juga telemedicine yang diperkirakan akan berkembang di masa mendatang, tapi dengan adanya Covid-19 semakin mengalami percepatan perwujudannya.
Selanjutnya Covid-19 tampaknya tak akan berakhir, namun kini relatif lebih dapat dikendalikan.
Kenyataan yang menumbuhkan optimisme, peradaban umat manusia selama ini senantiasa mampu mengatasi ancaman yang membahayakan dirinya, serta membangun tata kehidupan baru yang berbeda dengan sebelumnya.
Setelah bangkit dari serangan Covid-19, kehidupan masyarakat menjadi semakin inklusif, berdaya tahan, dan berkelanjutan (sustainable).
Semoga hari-hari depan yang cerah cemerlang segera menjelang!.***