ARAH NEWS – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dipastikan maju menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power (Indopolpower) Ikhwan Arif.
Sebagai gubernur dan figur yang mempuyai elektabilitas yang cukup tinggi, Anies berpeluang untuk maju sebagai capres atau cawapres.
“Kita lihat dari hasil beberapa lembaga survei nama Anies sering muncul. Bahkan diprediksikan sebagai rival Ganjar Pranowo.”
Baca Juga:
CSA Index Oktober Tembus 76,09: Pelaku Pasar Optimis Pemerintahan Baru Akan Dorong Pertumbuhan IHSG
“Anies Baswedan dipastikan maju menjadi capres, tentu jika partai koalisi tertarik dengan hasil elektabilitas Anies” kata Ikhwan Arif di Jakarta, 18 Juli 2022.
Menurut Ikhwan, Anies berpeluang menjadi capres di 2024. Ia menilai melalui peluang ini, partai politik harus gercep memberikan dukungan politik kepada Anies.
Terutama bagi parpol koalisi yang belum menentukan bakalcalon, meskipun koalisi sudah terbentuk.
“Peluang Anies sangat tinggi untuk maju jadi capres atau cawapres, menurut saya, partai politik yang sudah mengantongi nama Anies, dipastikan akan tetap mengusung Anis nantinya di Pilpres 2024” ucapnya.
Baca Juga:
Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi
Rencana Pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto Ditanggapi Presiden Jokowi
Elektabilitas Anies sendiri terbilang cukup tinggi dalam berbagai survei capres 2024.
Bahkan, Partai NasDem mengumumkan Anies sebagai salah satu bakal capres bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Hingga hari ini, nama Anies sering muncul di beberapa lembaga survei, jadi belum tentu Anies tidak mendapatkan dukungan untuk maju sebagai capres.
“Oleh karena itu, ada yang mengatakan Anies tidak mungkin mendapat dukungan menuju capres, itu tidak pasti.”
Baca Juga:
“Sampai saat ini proses eliminasi Anies dari bursa pencalonan kan belum ada” kata Ikhwan Arif
Proses koalisi politik masih terganjal oleh partai-partai besar yang belum menentukan nama-nama kandidat yang akan diusung.
“Jadi, proses koalisi masih panjang, partai koalisi atau poros koalisi masih terganjal oleh partai-partai besar yang belum menentukan nama-nama kandidat” ujarnya.***