⁰ARAH NEWS – Selama 3 hari sejumlah organisasi LP3ES, KITLV, UNDIP, dan PPI Leiden mengadakan Sekolah Demokrasi dari Leiden Belanda.
Yang patut dicatat dari sekolah demokrasi kali ini, banyak bermunculan gagasan dan ide-ide cemerlang dari peserta.
Hal itu diharapkan bisa memotret peta atau keadaan sistem politik dan demokrasi Indonesia kontemporer.
Para intelektual muda yang sedang aktif studi di Eropa/Belanda merupakan cikal bakal generasi baru perpolitikan Indonesia ke depan yang sepertinya akan mampu memperbaiki keadaan.
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkah untuk Tarik Investor Global Masuk Indonesia
Dari forum diskusi yang ada, tergambar situasi yang dihadapi ke depan bukan hanya Pemilu 2024 saja.
Tetapi juga sekaligus adanya bencana ekonomi, krisis pangan dan energi. Subsidi bahan bakar pemerintah saat telah menyentuh angka Rp500 triliun.
Amat penting juga mengkaji, bagaimana mencegah politik uang yang masif. Berkaca ditangkapnya hampir separuh kepala tingkat 1 dan 2 sejak level Gubernur, Bupati dan Walikota.
Begitupula perihal KPK yang dilemahkan dan parlemen yang tidak menjalankan lagi fungsi kontrolnya.
Baca Juga:
KPK Selidiki Kasus di Kementan Soal Korupsi Penggelembungan Harga Asam untuk Kentalkan Karet
Nampak nyata, demokrasi sebagai sistem modern dijalankan dengan perilaku tradisional.
Ibarat kita mempunyai mobil mewah Mercedes, tetapi digunakan di desa untuk mengangkut sayur mayur.
Tingkat kesenjangan ekonomi yang tinggi juga menjadi kendala bagi perkembangan demokrasi.
Politik uang yang tinggi dengan subsidi yang mengalir ke kelompok-kelompok tertentu merupakan bagian dari korupsi politik masif.
Baca Juga:
Usai Diputuskan Hubungan Asmaranya oleh Sang Pacar, Seorang Pria Berikan Reaksi yang Mengejutkan
Prabowo Subianto dan MBZ Saksikan Pertukaran MoU RI UEA di Bidang Industri hingga Kesehatan
Masuk ke lingkungan politik seperti arena perjudian, terjebak pada informality trap. Jika masuk menjadi anggota parlemen misalnya, tidak terkena kasus di KPK itu sudah merupakan prestasi besar.
Ambang batas 20% dipastikan dipertahankan oleh partai politik. Karena dengan itu parpol akan bisa mengendalikan siapa yang didukung menjadi Gubernur BI, Ketua BPK, Ketua KPK dan lainnya.
Padahal, parpol juga merupakan sumber korupsi juga di mana terdapat jual beli calon tetapi tidak terkena sanksi hukum.
Ke depan perbaikan terhadap hukum ketatanegaraan Indonesia harus juga bisa menjangkau hal hal tersebut.
Masih butuh 4 kali pemilu lagi untuk para generasi muda penerus dapat memperbaiki situasi perpolitikan dan sistem hukum yang ada. Namun tidak boleh ada kata menyerah.
Para intelektual muda yang kini merantau ke Belanda punya daya juang 3-4 kali lebih besar ketimbang mereka yang berada di kampung.
Karena banyak hal baru dan ide strategis bisa muncul dari pergaulan internasional di dunia akademis.
Catatan penting, banyak ide-ide dan gagasan penting yang datang dari kelompok intelektual diam-diam diambil dan diserap oleh para politisi.
Karena ide dari kelompok intelektual akan lebih dihargai dan lebih smooth untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan.
Catatan: Prof Dr Didik J Rachbini, Ketua Dewan Pengurus LP3ES.***