Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute
ARAHNEWS.COM – Mantan Wapres Jusuf Kalla mengeluarkan pernyataan yang sangat keras sekali terhadap investasi asing di Indonesia.
Dalam pertemuan dengan para pengusaha dan Gubernur Sulawesi Selatan Di Wisma Kalla 30/01 lalu JK mengatakan bahwa pemerintah saat ini terlalu memberi karpet merah terhadap investor asing.
JK menyebut apa yang terjadi di PT GNI di Morowali adalah akibat pemerintah terlalu memberi karpet merah dan membangga banggakan investor asing.
Baca Juga:
Momen Penuh Hormat Presiden Prabowo Subianto ke Emil Salim: Minta Maaf Saya Baru Datang Sekarang
Resmikan 37 Proyek Listrik di 18 Provinsi, Presiden Prabowo Subianto: Kita Menuju Swasembada Energi
Swasta Lebih Efisien, Lebih Pengalaman, Prabowo: Infrastuktur Sebagian Besar Saya Berikan ke Swasta.
Sehingga di lapangan terjadi ketegangan bahkan bentrok yang memakan korban. Pernyatan keras pak JK ini tentu saja menarik dicermati.
Sebagai orang yang pernah menjabat sebagai wakil presiden 2 Periode di 2 presiden yang berbeda dan juga pernah menjadi ketua umum partai Golkar JK sangat memahami dapur kekuasaan.
Dan dengan muncul nya statement tersebut tentu ada sesuatu yang tidak beres tengah terjadi pada kekuasaan saat ini.
Terutama menyangkut investasi asing di Indonesia. Yang menurut JK terlalu diistimewakan.
Baca Juga:
Komisi Yudisial Tanggapi Vonis Bebas WNA Tiongkok dalam Kasus Dugaan Penambangan Emas Tanpa Izin
Disisi lain pernyataan keras JK ini dapat juga dilihat dari hubungan antara JK dan Anies Baswedan.
JK merupakan orang dekat Anies Baswedan jauh sebelum Anies menjadi gubernur DKI Jakarta.
Pernyataan keras JK dapat juga dimaknai bahwa hal tersebut merupakan respon JK terhadap berbagai serangan terhadap Anies Baswedan oleh rezim saat ini.
Selain dengan Anies Baswedan JK juga merupakan tokoh yang dekat dengan ketua umum partai Nasdem Surya Paloh.
Baca Juga:
Ketua KPK Tanggapi Soal Kabar Belum Ditahannya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Karena Alasan Politik
Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif, Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri
Dan belakangan Nasdem dan Surya Paloh pun digoyang akibat telah mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Sehingga dengan kuatnya serangan baik terhadap Anies Baswedan dan terhadap Nasdem dan Surya Palo.
Maka JK sebagai orang dekat baik terhadap Anies maupun Surya Paloh perlu melakukan counter attack.
Dan bentuk serangan balik yang dilakukan JK adalah mengangkat isu yang sangat sentral di rezim saat ini yaitu karpet merah bagi investor asing.
Dengan mengangkat isu tersebut maka JK selain memberikan tamparan yang keras kepada rezim saat ini juga sekaligus mampu menjadi counter atas serangan rezim.
Baik kepada Anies Baswedan maupun kepada Surya Paloh yang kesemuanya merupakan kolega dekat dari Jusuf Kalla yang saat ini ingin melakukan pergantian rezim.
Aspirasi publik Indonesia sebetulnya tidak mau investor asing di diberi karpet merah yang terlalu berlebihan.
Sebagai bukti yaitu dibatalkannya UU Ciptaker yang dirasa lebih menganak emaskan investor asing dan memarginalkan nasib buruh.
Dimana UU Ciptaker sendiri telah dibatalkan oleh MK namun kembali dihidupkan oleh pemerintah lewat UU Ciptaker.
Anies Baswedan sebagai orang yang mendapat restu JK maju sebagai capres harus segera membuat platform tentang investasi asing.
Disaat capres capres lain belum ada atau tidak memiliki platform terkait investasi asing.
Bangsa Indonesia sendiri sangat menginginkan capres capres yang muncul di 2024 adalah capres yang memiliki platform terkait investasi asing.
Bagaimana para capres tersebut memiliki pandangan terkait investasi asing di Indonesia, sehingga ketika nanti sang capres tersebut terpilih maka janji janji nya terkait investasi asing dapat ditagih.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Langkah JK mengkritisi investor asing tersebut merupakan langkah yang cerdas yang bukan dari seorang politisi semata.
Tetapi merupakan langkah cerdas dari seorang Negarawan yang ingin menyelamatkan demokrasi di Indonesia.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Arahnews.com, semoga bermanfaat.