ARAH NEWS — Sedang viral belakangan ini berita yang menyebutkan ada kucing tertembak mati dan yang menembak Brigjen NA.
Kabar tersebut ternyata prank. Kenapa?,Awalnya lewat Instagram. Kemudian, si pembuat video youtube sengaja memviralkan kucing terbunuh untuk mencari perhatian.
Tujuannya untuk menaikkan clickbait akun youtubenya. Tapi imbasnya nama baik Brigjen NA jadi dirugikan. k dikenal warga di sekitarnya sebagai perwira tinggi penyayang binatang, khususnya kucing.
Dirumahnya ia memelihara kucing juga, yang dirawat sebagaimana lazimnya penyayang binatang.
Baca Juga:
CSA Index Oktober Tembus 76,09: Pelaku Pasar Optimis Pemerintahan Baru Akan Dorong Pertumbuhan IHSG
Jenderal NA kena Prank. Ia menjadi korban agenda setting clikbait. Bahkan jatidirinya di Wikipedia juga ikut diacak-acak.
Pria kelahiran 12 Mei 1966 ini merasakan efek dari tangan jahil seorang oknum pengais konten, youtuber.
Sang pembuat konten, hanya punya strategi merebut viewers. Dimana seorang youtuber, mengkonsep tampilan agar diklik banyak orang, kemudian dapat fulus.
Maka, dibuatlah judul agar banyak orang mem-viralkan video kontroversial, ujungnya agar ditonton orang.
Baca Juga:
Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi
Rencana Pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto Ditanggapi Presiden Jokowi
“Bapak NA, yang saya kenal justru seorang penyayang binatang, khususnya kucing,” ujar tetangga, yang merupakan lulusan AKMIL 1989.
Pada tanggal 16 Agustus 2022, video pembunuhan kucing di sekitar Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) beredar di sosial media.
Sekolah yang mencetak calon perwira TNI ini giliran jadi sasaran tembak. Padahal tadinya adem ayem.
Hingga kemudian, kasus kecil ini berakibat penyayang binatang malah diversikan secara negatif. Dan Brigadir Jenderal NA, 56 tahun, menjadi tertuduh.
Baca Juga:
Gara-gara ada kucing liar, mengotori mess siswa, dapur dan lain-lain. Padahal upaya bagaimana kucing liar, yang berak dan muntah dimana-mana bisa dikendalikan.
Ada penyayang kucing tapi tak bertanggung jawab, sekadar kasih makan di luar tapi tidak peduli beranak dimana, tidur dimana, kotoran dimana-mana.
Anehnya anggota DPR, wakil rakyat ikut-ikutan berkomentar padahal ia tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Pertanyaannya kenapa dalam kasus Ferdy Sambo, para anggota DPR, wakil rakyat itu kok justru diam tak berani membuat pernyataan.
Menanggapi hal ini, Puspen TNI hanya memberi penjelasan, yaitu menjaga kebersihan dan kenyamanan di lingkungan tempat tinggal dan tempat makan perwira Sesko TNI.
“Bukan karena kebencian terhadap kucing,” bunyi keterangan pers Puspen yang dikutip media massa.****