ARAH NEWS – Puan seorang wanita. Meski politisi, wanita tetap wanita. Apa yang diekspresikan, itulah yang ada dalam perasaan dan pikirannya.
Panggung depan dan belakang sama. Wanita lebih polos, lugu dan apa adanya.
Beda dengan politisi dari jenis lelaki pada umumnya. Panggung depan dan belakang seringkali jauh berbeda. Kontras.
Anda sulit mengamati dan menilai mereka tanpa info dari panggung belakang.
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkah untuk Tarik Investor Global Masuk Indonesia
Begitulah kemampuan umumnya politisi laki-laki mendesign panggung depan yang sedemikian rapi dan seoleh sempurna.
Padahal, itu tak lebih dari drama yang disesuaikan dengan judul dan alunan musik.
Beda dengan Puan. Lihat ekspresinya ketika bersama Anies di Formula E. Nyaman dan riang gembira.
Gesture Puan saat selfie dengan Anies menunjukkan sebuah harapan. Harapan untuk berpasangan di pilpres 2024. Itulah sikap yang sebenarnya.
Baca Juga:
KPK Selidiki Kasus di Kementan Soal Korupsi Penggelembungan Harga Asam untuk Kentalkan Karet
_Saya gak pernah punya masalah dengan Pak Anies,_ kata Puan (23/3). Dan Puan siap berkoalisi dengan Nasdem. Apa maksudnya? Apalagi kalau bukan Pasangan Anies-Puan untuk pilpres 2024.
Karena nama Anies disebut di urutan pertama yang akan diusung Nasdem. Ungkapan Puan ini, tiga bulan kemudian disambut oleh Surya Paloh, ketum Nasdem. “Kami sodorkan Anies-Puan”, kata Surya Paloh (23/3).
Jika nanti Surya Paloh bertemu dengan Megawati, maka 99,9 persen pasangan Anies-Puan kemungkinan jadi. Megawati sosok yang tidak akan menemui orang jika hatinya gak “sreg”.
Kecuali orang itu hanya dipanggil untuk ditegur dan dimarahi. Bukan untuk bernegosiasi.
Baca Juga:
Usai Diputuskan Hubungan Asmaranya oleh Sang Pacar, Seorang Pria Berikan Reaksi yang Mengejutkan
Prabowo Subianto dan MBZ Saksikan Pertukaran MoU RI UEA di Bidang Industri hingga Kesehatan
Megawati hanya akan menerima Surya Paloh jika komunikasi lapis kedua sudah ada titik temu, alias telah matang.
Pertemuan dua ketua umum partai ini, jika terjadi, hanya untuk mematangkan persiapan deklarasi. Segala sesuatunya sudah ‘deal’.
Paloh memang brilian. Isiatif Surya Paloh untuk pasangkan Anies-Puan menyiratkan satu pesan bahwa Nasdem telah mengumandangkan perdamaian di tengah bangsa yang lama telah terbelah.
Dalam konteks ini, langkah Surya Paloh perlu didukung oleh semua pihak. Nasdem dapat satu poin.
Lepas dari kebutuhan pragmatis dan kalkulasi keuntungan umumnya parpol, tapi narasi dan langkah politik untuk menyatukan bangsa ini perlu terus dipupuk.
Semua pihak perlu sadar situasi, dimana kepentingan bangsa harus diletakkan _kalau tidak bisa di atas_ minimal berada dalan satu tingkat yang sama dengan kepentingan parpol.
Di tengah oligarki yang terus mengomandoi para buzzer (dengan logistik berlimpah) untuk merawat perpecahan anak bangsa, saatnya sekarang elit parpol mengambil panggung dan membuat terobosan-terobosan politik yang dapat menyatukan semuanya.
Anies-Puan, sebagaimana yang diusulkan oleh Surya Paloh adalah pilihan taktis dan strategis yang dianggap mampu menjadi terobosan untuk menyatukan anak bangsa itu.
Opini: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.***